Kamis, 30 Juli 2015

Kebenaran Mitos

Ngomongin masalah perkembangan zaman sekarang yang begitu maju, tak luput dari yang namanya zaman dulu atau bisa dibilang masa lalu. Hehehe.....
salah satu contoh pengaruh zaman dulu dengan kehidupan manusia masa kini seperti masih ada sebagian masyarakat yang masih percaya dengan yang namanya "MITOS". Menurut saya MITOS adalah suatu pantangan yang di percaya oleh leluhur kita terdahulu ( acem udh tua kali ya gue ), jika melanggar patangan tersebut maka akan mendapat celaka atau petuah. Tapi. Menurut gue gak semua mitos yangbujung akan mendapatkan celaka. Ada juga mitos yang mendatangkan petuah. Misalnya ada ibu-ibu yang melahirkan di angkot atau di becak ( ya...pokoknya yang sejenis transfortasi umum, kecuali kendaraan yang hanya memiliki dua roda aja. Caba aja bayangin ibu.ibu melahirkan di ojek, pasti berabe kan...hadehhh....kagak bayangin gue. Okay lanjut, sudah cukup bayangin hal kagak masuk akal itu, mari lanjut ceritanya. Mau tau petuah apa yang didapat jika ada ibu.ibu yang melahirkan di angkot??? Katanye....angkot tersebut bagaikan "ketimbah duren runtuh" alias bakalan banyak penumpangnya, yang intinya anak yang lahir di angkot bakalan bawak rezeki bagi pemiliki angkot tersebut. Itu sich kata orang tua disini. Sampek ada satu pengalaman saudara gue yang punya becak, sampek mau belikan anak ibu-ibu yang mau melahirkan baju, kain, sepatu, pokoke perlengkapan bayi lah. Tapi sayangnya kagak jadi, soalnya ibu-ibu tersebut gagal melahirkan di becaknya. Hehehe..... sampai sekarang sich gue belum percaya dengan mitos tersebut, karna belum lihat bukti nyatanya.
itu salah satu contoh mitos yang membawa petuah, dan mari kita bahas masalah mitos yang membawa celaka ( kejam amat ye gue blg nye celaka) atau dampak buruk baik itu untuk kesehatan maupun masa depan.
1. Mitos tentang " tidak boleh keramas waktu datang bulan atau halangan
kata kalau mandi waktu halangan, nanti rambut yang gugur waktu keramas mintak pertanggung jawaban kita diakhirat nanti. Di akhirat nanti dia bakalan mintak pertanggung jawaban kita " kenapa dia belum disucikan sebelum gugur". Waktu dengar itu hal yang gue lakuin ngumpulin rambut gue yang gugur, trus waktu gue mandi gue bacain niat mandi wajib hanya untuk nyiram tuch rambut aja dan gue juga gak berani keramas waktu halangan. Tapi waktu kuliah gue melanggar pantangan itu karna nvikutin teman. Dan setelah gue baca suatu artikel tentang larangan yang tidak boleh dilakukan pada saat halangan. Kesimpulan yang gue dapt dari artikal tersebut " kita dilarang keramas, karena pada saat haid pori pori kulit kepala kita sedang terbuka lebar dan itu bisa mengakibatkan kepala pusing jika kita keramas pada saat haid".

* okay sampai disini dulu info mengenai motos yang ada kebenarannya. Minggu depan kita sambung lagi gan....


Sabtu, 25 Juli 2015

Motivasi dan Kebutuhan




Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhanya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut. Inilah yang disebut motivasi.

Model Motivasi
Simulasi atau rasangan (misalnya rasa lapar) akan menyebabkan pengenalan kebutuhan( need Recognition) . rasangan terjadi karena adanya gap antara apa yang dirasakan dengan apa yang seharusnya dirasakan.
Pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension) kepada konsumen, sehingga adanya dorongan pada dirinya (drive state) untuk melakukan tindakan yang bertujuan (goal-directed behavior). Pertama, konsumen akan mencari informasi mengenai produk, merek, atau toko. Kedua, konsumen mungkin akan berbicara pada teman, saudara atau mendatangi toko. Ketiga, konsumen mungkin membeli produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tindakan tersebut akan menyebabkan tercapainya tujuan konsumen atau terpenuhinya kebutuhan konsumen (goal or need fulfillment) atau konsumen memperoleh insentif ( incentive objects atau consumer incentives)

Kebutuhan
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang datang dari dalam diri seseorang disebut sebagai kebutuhan fisikologis atau biologis. Kebutuhan skunder atau kebutuhan yang diciptakan (aquired need) adalah kebutuhan yang muncul sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan dan budayanya.
Kebutuhan yang dirasakan (fell needs) sering kali dibedakan berdasarkan: Pertama adalah kebutuhan utilitarian (utilitarian needs), yang mendorong konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan kerakteristik objektif dari produk tersebut. Kedua adalah kebutuhan ekspresive atau hedonik, yaitu kebutuhan yang bersifat psokologis.


Tujuan (goals)
            Perilaku adalah berorientasi tujuan (goal oriented behavior ). Artinya, untuk memenuhi kebutuhannya, seorang konsumen harus memiliki tujuan akan tindakannya. Tujuan adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan dibedakan ke dalam tujuan generik (generic goals), yaitu katagori umum dari tujuan yang dipandang sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan. Dan tujuan-produk khusus (product-sfesific goals), yaitu prosuk atau jasa dengan merek tertentu yang dipilih oleh konsumen sebagai tujuannya.

Teori Kebutuhan
Dr.Abraham Maslow adalah seorang psikolog klinis yang memeperkenalkan teori kebutuhan berjenjang yang dikenal sebagai Teori Maslow atau Hararki Kebutuhan Manusia. Maslow mengemukakan lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya, yaitu :
Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs)
Kebutuhan fisikologis adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan tubuh manusia untuk mempertahankan hidup.
Kebutuhan Rasa Aman ( Safety Needs)
Kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia. Manusia membutuhkan perlingungan dari ganggugan kriminalitas, sehingga ia bisa hidup dengan aman dan nyaman ketika di rumah maupun ketika berpergian.
Kebutuhan Sosial (Social Needs atau Belonginess Needs)
Manusia membutuhkan cinta dari orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, serta diterima oleh orang-orang sekeliling, disebut sebagai kebutuhan sosial.
Kebutuhan Ego (Egoistic or Esteem Needs)
Kebutuhan ego adalah kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya.
Kebutuhan Aktualisasi Diri ( Needs for Self-Actualization)
Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan untuk memyampaikan ide,gagasan,dan sistem nilai yang diyakininya kepada orang lain.




Teori Motivasi McClelland
Mc Clelland’s Theory of Learned Needs, menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang individu untuk berperilaku, yaitu :
1.      Kebutuhan untuk sukses
Kebutuhan sukses adalah keinginan manusia untuk mencapai prestasi,reputasi, dan karir yang baik.
2.      Kebutuhan Afiliasi
Kebutuhan afiliasi adalah keinginan manusia untuk membina hubungan dengan sesamnya, mencari teman yang bisa menerimanya, ingin dimiliki oleh orang-orang sekelilingnya, dan ingin memiliki orang yang bisa menerimanaya.
3.      Kebutuhan kekuasaan
Kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang untuk bisa mengontrol lingkunganannya, termasuk mempengaruhi orang-orang sekelilingya. Tujuaannya adalah agar ia bisa memepengaruhi, mengarahkan, dan mengatur orang lain.
Dua aplikasi penting dari teori motivasi, yaitu :
1.      Segmentasi
Segmentasi adalah produk dan jasa yang dipasarkan bisa diarahkan untuk terget pasar berdasarkan tingkat kebutuhan konsumen.
2.      Positioning
Positioning adalah citra produk atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci dari positioning adalah persepsi konsumen terhadap produk atau jasa.
            Para peneliti berusaha menungkapkan motivasi dan kebutuhan konsumen melalui riset, yaitu dengan melakukan survei terhadap konsumen. Kebutuhan dan motivasi konsumen diukur dengna instrumen kuesioner, dimana sejumlah pertanyaan diajukan kepada konsumen dan konsumen melaporkan motivasi dan kebutuhan sebagaimana dinyatakan kepadanya. Metode ini dikenal sebagai pelaporan diri atau self report.







KEPRIBADIAN
Kepribadian dapat dijadikan dasar dalam melakukan pemangsaan pasar (market segmentation) dan bisa membuat program komunikasi yang sesuai dengan kosumen yang dituju. Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia. Pembedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu tersebut. Individu dengan karakteristik yang sama cenderung akan bereaksi yang relatif sama terhadap situasi lingkungan yang sama.
Karakteristik kepribadian terdiri dari, yaitu :
1.      Kepribadian Menggambarkan Perbedaan Individu
2.      Kepribadian Menunjukkan Konsistensi dan Berlangsung Lama
3.      Kepribadian dapat berubah.

Teori Kepribadian
Ada tiga teori kepribadian yang utama,yaitu :
1.      Teori kepribadian Freud
Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari atau dorongan dari dalam diri manusia, seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Manurut Freud, kepribadian manusia terdiri atas tiga unsur yang saling berinteraksi, yaitu :
Ø  Id, adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, dan mendorong munculnya kebutuhan fisikologis seperti rasa lapar, haus, dan nafsu seks.
Ø  Superego, adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial, etika, dan nilai-nilai masyarakat.
Ø  Ego, adalah junsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia.

Teori Neo-Freud (Teori Sosial Psikologi)
Bebrapa pakar tidak setuju dengan Teori Psikoanalitik yang menekankan doominannya peran insting dan seks atau faktor biologis dalam pembuatan kepribadian manusia. Mereka mengembangkan suatu teori kepribadian yang disebut sebagai Teori Sosial Psikologi atau Teori Neo-Freud. Teori ini merupakan kombinasi dari sosial dan psikologi. Teori ini menekankan bahwa manusia berusaha untuk memenuhi apa uang dibutuhkan masyarakat dan masyarakat membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dan tujuannya. Teori Neo-Freud menyatakan bahwa hubungan kepribadian manusia.Horney mengembangkan model kepribadian manusia, yang terdiri atas tiga katagori berikut :
1.      Compliant adalah kepribadian yang dicirikan adanya ketergantungan seseorang kepada orang lain.
2.      Aggressive adalah kepribadian yang dicirikan adanya motivasi untuk memperoleh kekuasaan.
3.      Detached adalah kepribadian yang dicirikan selalu ingin bebas, mendiri, mengandalkan diri sendiri, dan ingin bebas dari berbagai kewajiban.

Teori Ciri (Trait Theory)
            Teori ciri mengklasifikasikan menusia ke dalam karakteristik atau sifat atau cirinya yang paling menonjol. Trait adalah sifat atau karakteristik yang membedakan antara satu individu dengan individu yang lain, yang bersifat permanen dan konsisten.
            Menurut Loudon dan Della Bitta (1993), teori ciri didasarkan kepada tiga asumsi, yaitu (1) individu memiliki perilaku yang cenderung relatif stabil, (2) orang memiliki derajat perbadaan dalam kecenderungan perilaku tersebut, (3) jika perbedaan-perbedaan tersebut diidentifikasi dan diukur, maka perbedaan tersebut bisa menggambarkan kepribadian individu-individu tersebut.para pemasar menggunakan konsep kepribadian untuk mengkomunikasikan produknya sehingga memiliki positioning sesuai dengan kepribadian konsumen yang dituju.

Gaya Hidup (Life Style)
            Memahami kepribadian tidak lengkap jika tidak memahami konsep gaya hidup. Gaya hidup didefenisikan sebagai pola dimana orang hihup dan menggunakan uang dan waktunya, (Angel,Blackwell,dan Miniard,1995 hal.449) . Gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup berbeda dengan kepribadian. Kepribadian lebih menggambarkan karakteristik terdalam yang ada pada diri manusia. Sering juga sebagai cara seseorang berpikir, merasa, dan berpersepsi. Walaupun kedua konsep tersebut berbeda, namun gaya hidup dan kepribadian sa;ing berhubungan. Kepribadian merefleksikan karakteristik internal dari konsumen, gaya hidup menggambarkan manifestasi eksternal dari karakteristik tersebut, yaitu perilaku seseorang. Gaya hidup sering kali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini dari seseorang.
Psikografik
            Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset kensumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan, dan demografik konsumen. Pendekatan psikografik sering dipaki produsen dalam mempromosikan produknya.

Kepribadian dan Prilaku Konsumen.
            Setelah kita mengetahui kepribadian, lalu menagaatnya bagi komunikasi pemasar adalah agar pemasar dapat merancang komunikasi yang sesuai dengan sasaran konsumen yang dituju, sehingga konsumen bisa menerima produk atau jasa yang dipasarkan tersebut.
            Para peneliti juga mengembangkan kepribadian ciri yang sesuai dengan studi perilaku konsumen. Kuesioner dikembangkan untuk bisa mengukur atau mengidentifikasi kepribadian ciri tunggal. Beberapa kepribadian ciri yang khusus dikembangkan untuk kepentingan studi perilaku konsumen adalah :
Ø  kepribadian ciri inovatif konsumen (consumer Innovativeness), menggambarkan tingkat penerimaan konsumen terhadap produk-produk atau jasa baru.
Ø  Degmatisme, adalah sebuah kepribadian ciri yang mengukur tingkat kekakuan seseorang dalam menerima segala sesuatu yang tidak dikenal atau menerima informasi yang bertentangan dengna kepercayaan yang dimiliki.
Ø  Karakter sosial, merupakan sebuah kepribadian ciri yang memiliki arti sebagai inner directedness ( konsumen yang beroroentasi kepada dirinya dalam membeli produk dan jasa) sampai kepada other-directedness ( konsumen yang mempertimbangkan nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang sekelilingnya agar diterima oleh mereka).





KONSEP DIRI DAN
POLA KONSUMEN
           
Konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya yang meliputi kesehatan fisiknya, karakteristik lainnya seperti kekuatan, kejujuran, dan rasa humor dalam kaitannya dengan yang lain, dan bahkan diperluas meliputi kepemilikan barang-barang tertentu dan hasil karyanya. Konsep diri seseorang menggambarkan bagaimana sikap orang tersebut terhadap dirinya. Konsep diri sangat terkait dengan karakter atau sifat-sifat diri kepribadian seseorang.

Toeri Konsep Diri
            Loudon dan Della Bita 1993 menyatakan bahwa empat teori utama tentang konsep diri, yaitu sebagi berikut :
1.      Self Appraisal, menyatakan bahwa diri seseorang terkait dengan perilakunya yang diterima masyarakat atau ditolak oleh masyarakat.
2.      Reflected Appraisal, menyatakan bahwa konsep diri akan terbentuk karena seseorang menerima penghargaan dari orang lain.
3.      Social Comparison, teori ini lebih menekankan bahwa konsep diri seseorang sangat tergantung bagaimana dia memandang dirinya dalam kaitannya dengan orang lain.
4.      Biased Scanning, mengemukakan bahwa konsep diri sangat terkait dengan motivasi dan biased scening, yaitu bagaimana pandangan seseorang terhadap lingkungannya.

Dimensi Konsep Diri
            Solomon (2009) mengatakan konsep diri terdiri atas banyak unsur atau dimensi atau atribut. Atribut-atribut konsep diri adalah sebagai berikut :
1.      Dimensi isi, misalnya kesesuaian antara penampilan fisik dengan kepribadian
2.      Nilai positif atau negatif, misalnya kepercayaan diri.
3.      Intensitas, stabilitas dan akurasi, misalnya hasil evaluasi pribadi yang dihubungkan dengan yang sebenarnya terjadi.

Hawkins and Mothersbaugh (2010) membagi konsep diri menjadi empat bagian yaitu konsep diri aktual vs. Konsep diri ideal, dan konsep diri pribadi vs. Konsep diri sosial. Keempat dimensi tersebut dapat dijelaskan berikut ini :
Ø  Actual self-concept, Konsep ini menjelaskan bahwa bagaimana konsumen memandang dirinya akan mempengaruhi produk yang dibeli dan digunakan.
Ø  Ideal self-concept, Konsep ini sangat terkait dengan harga diri. Self-concept adalah sikap positif seseorang terhadap dirinya sendiri.Harga diri ideal adalah konsep diri seseorang mengenai keinginan untuk menjadi seseorang dengan sifat dan karakter tertentu. Sedangkan harga diri aktual adalah pandangan seseorang tentang karakter atau sifat-sifat yang dimiliki atau yang tidak dimilikinya.
Ø  Private selft-concept, konsep ini menggambarkan bagaimana saya melihat diri saya yang sebenarnya atau bagaimana saya ingin menjadi seseorang dengan karakter atau sifat tertentu.
Ø  Social self-concept, konsep ini menyatakan pandangan masyarakat atau orang lain terhadap diri seseorang atau kainginan seseorang mengenai bagaimana seharusnya masyarakat atau orang lain melihat dirinya.
Keempat jenis konsep diri tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dan memberikan implikasi penting bagi pemasaran. Konsep diri sering juga dibagi ke dalam lima katagori sebagaimana dijelaskan berikut ini :
1.      The actual selft adalah bagimana seseorang mengerti secara langsung tentang dirinya
2.      The ideal selft adalah penjelasan bagaimana seseorang mengerti akan keinginan dirinya.
3.      The social self adalah bagimana perhatian seseorang untuk berkayakinan dapat mengerti orang lain.
4.      The ideal social self adalah bagaimana seseorang menginginkan orang lain untuk melihatnya.
5.      The expected selft adalah bagimana seseorang menjelaskan keinginannya untuk melakukan sesuatu.

Self-Monitoring
            Seseorang akan memperbaiki kosep dirinya dengan memodifikasi perilakunya sesuai dengan masukan dari orang lain, inilah yang disebut sebagai self-monitoring. Seft-monitoring memiliki tiga bentuk ekspresi, yaitu perhatian terhadap perilaku yang sesuai, perhatian terhadap perbandingan sosial sebagai landasan untuk ekspresi diri yang sesuai, dan kemampuan memodifikasi penampilan dan ekspresi diri pada berbagai situasi.

Independent dan Interpendent Selft-Concept
            Konsep diri dibagi menjadi dua, yaitu: independent selft-concept dan interdependent selft-concept. Independent selft-concept dipengaruhi oleh budaya barat yang menyatakan bahwa tidak ada keterkaitan antara individu. Titik berat konsep ini adalah tujuan-tujuan pribadi, karakteristik-karakteristik, pencapaian-pencapaian, dan keinginan-keinginan.
Interdependent selft-concept menekankan pentingnya hubungan antarindividu, konsep ini dilandasi oleh budaya Asia. Penekanan konsep ini adalah keluarga, kebudayaan, profesional, dan hubungan-hubungan sosial lainnya. Sifat dari seorang dengan interdependent selft-concept ialah patuh, sosiosentik, holistik, dan berorientasi kepada hubungan.

Extended Self atau symbolic Interactionism
            Dimensi ini memberikan penjelasan bahwa pilihan produk tidak hanya dipengaruhi oleh citra diri. Pilihan produk juga akan mempengaruhi citra diri konsumen. Penggunaan produk dengan nilai simbolik akan membantu konsumen dalam menempatkan citra dirinya. Konsep extended self juga dikenal sebagai symbolic interactionism. Dengan kata lain, konsumen membeli suatu prosuk untuk meningkatkan konsep dirinya karena produk tersebut memiliki nilai simbolik.

The Person as Artwork
            Blyte (2008) mengemukakan bahwa pada dasarnya seseorang memainkan banyak peran, dan ia berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari orang-orang sekelilingnya atas peran yang dimainkannya tersebut. Agar peran yang dimainkannya dapat diakui oleh orang lain, maka ia akan memoles penampilan fisiknya yang sesuai dengan peran tersebut.

Konsep Diri Dan Budaya
            Bagaimana seseorang melihat dirinya secara aktual maupun ideal sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat dimana dia berada, karena itu orang-orang dengan budaya yang berbeda akan memiliki pandangan yang berbeda tentang konsep diri mereka dan kaitannya dengan orang lain.


Konsep Diri Dan Perilaku Konsumen
            Konsep cerminan diri dan kesadaran diri, solomon (2007) menyatakan bahwa cerminan diri adalah proses terjadinya reaksi setelah melihat tindakan seseorang. Produk yang membentuk konsep diri: kita adalah apa yang kita konsumsi. Solomon (2007), menyatakan bahwa seseorang akan membentuk konsep dirinya berdasarkan apa yang dilihatnya pada cermin dirinya. Teori symbolic self completion menyatakan bahwa seseorang yang menganggap konsep dirinya kurang sempurna karena berbagai kelemahan, maka ia akan mengkonsumsi produk yang memiliki simbol-simbol untuk menutupi tersebut. Hilangnya konsep jati diri. Orang-orang yang kehilangan barang pendukung sosial karena bergagai alasan.

Kesesuaian Antara Produk Dan Konsep Diri
            Solomon (2007) menyatakan bahwa kegiatan konsumsi berhubungan erat dengan konsep diri. Model selft image congruence mengemukakan bahwa konsumen akan menggunakan produk yang memiliki atribut yang sesuai atau dapat mendukung konsep dirinya. Proses keputusan konsumen untuk membeli produk yang sesuai dengan konsep dirinya dilandasi oleh proses berpikir kognitif. Sex role. Identitas seksual feminisme dan maskulinitas sangat mempengaruhi pembentukan konsep diri dari seseorang. Body role, tubuh dan penampilan seseorang adalah salah satu faktor yang menentukan bagaimana konsep diri yang dimiliki orang tersebut.

Riset Konsep Diri Dan Perilaku Konsumen
            Loundon dan Della Bitta (1993) menyebutkan lima topik utama riset tentang hubungan perilaku konsumen dengan konsep diri.
1.      Meneliti kaitan antara apakah konsep diri tertentu berhubungan dengan faktor sosial ekonomi dan psikologis.
2.      Meneliti apakah perilaku konsumen konsisten dengna persepsi diri.
3.      Meneliti apakah perilaku konsumen terkait dengan tingakt kesesuaian antara konsep-konsep diri dan persepsi produk dan citra produk.
4.      Meneliti hubungan antara atribut citra diri dari konsumen dengan produk yang memiliki kesamaan citra atau produk yang sering dibeli.
5.      Meneliti apakah citra produk yang konsisten dengan kosep diri konsumen mempengaruhi persepsi dirinya.

Hubungan Merek Dengan Konsep Diri Yang Bermakna
            Hubungan Merek dengan konsep diri yang bermakna adalah hubungan yang kuat antara suatu merek dengan konsep diri seseorang. Citra merek dan pengalaman konsumen dengan merek adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan hubungan yang kuat antara merek dengan konsep diri seseorang. Dua faktor lainnya yang mempengaruhi Hubungan Merek dengan konsep diri yang bermakna adalah sesuatu yang menghubungkan kepada satu aspekdari konsep diri seseorang dan efek positip. Konsekuensi dari Hubungan Merek dengan konsep diri yang bermakna adalah pengaruhnya terhadap sikap terhadap merek, kecendrungan prilaku terhadap merek, dan perilaku pengguna yang sesungguhnya dari merek tersebut.

Konsep Diri Dengna Strategi Pemasaran
            Pemahaman yang mendalam mengenai konsep diri dari konsumen akan membantu pemasar untuk merumuskan strategi komunikasi yang tepat kepada konsumen target dengan menggunakan konsep diri. Konsumen memiliki konsep diri selain itu ia juga memiliki persepsi atau citra merek kepada barang dan jasa. Hubungan kosep diri dengan citra suatu produk disajikan pada gambar dibawah ini :
 






                                                               Menguatkan konsep diri
            Implikasi penting dari gambar di atas adalah para pemasar berusaha membangun citra merek suatu produk, citra yang dibagnun selalu memiliki keterkaitan dan relevansi dengan konsep diri konsumen, bahkan para pemasar berusaha membangun kepribadian merek agar dipercayai oleh konsumen, sehingga konsumen dapat menarik kesimpulan bahwa merek tersebut relevan dengan konsep dirinya.
PENGOLAHAN INFORMASI
DAN PERSEPSI KONSUMEN
           
            Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu pencaindra konsumen menerima input dalam bentuk stimulus. Stimulus bisa berbentuk produk, nama merek, kemasan, iklan, dan nama produsen. Ada lima tahap  pengolah informasi, yaitu :
·         Pemaparan
Pemaparan adalah kegiatan yang dilakukan oleh para pemasaran untuk menyampaikan stimulasi kepada konsumen. Stimulasi bisa berbentuk iklan, kemasan, merek, dan hadiah. Stimulus adalah input apa pun yang datang dari pemasar yang disampaikan kepada konsumen melalui berbagai media, seperti toko, iklan luar ruangan, televisi, radio, koran, majalah dan lain-lain. Beberapa konsep penting dalam pemaparan, yaitu :
Ø  Sensai, adalah respon langsung dan cepat dari pancaindra terhadap stimulus yang datang (apakah berupa iklan, kemasan, maupun merek).
Ø  Ambang absolut, adalah jumlah minimum intensitas atau energi stimulus yang diperlukan oleh seseorang konsumen agar ia merasakan sensasi
Ø  Ambang berbeda, batas perbedaan terkecil yang dapat dirasakan antara stimulus yang mirip.
·         Perhatian
       Pada tahap pertama, produsen memaparkan stimulus kepada konsumen. Tidak semua, stimulus yang dipaparkan dan diterima konsumen akan memperoleh perhatian dan berlanjut dengan pengolahan stimulus tersebut. Hal ini terjadi karena konsumen memiliki keterbatasan sumberdaya kognitif untuk mengolah semua informasi yang diterima. Karena itu konsumen menyeleksi stimulus atau informasi manaya yang akan diperhatikan dan akan diproses lebih lanjut, proses ini dikenal sebagai perceptual selection.
       Ada dua faktor utama yang mempengaruhi perceptual selection atau perhatian konsumen terhadap stimulus yang akan diperhatikannya:
Ø  Faktor pribadi, adalah karakteristik konsumen yang muncul dari dalam diri konsumen yaitu, motivasi dan kebutuhan.
Ø  Faktor stimulus, faktor ini bisa dikontrol dan dimanipulasi oleh pemasar dan pengiklan, dengan tujuan utamanya untuk menarik perhatian konsumen. Faktor stimulus meliputi, ukuran, warna, intensitas, kontras,posisi,petunjuk, gerakan, kebauran, isolasi, stimulus yang disengaja, pemberi pesan yang menarik, dan perubahan gambar yang cepat.
·         Pemahaman
       Pemahaman adalah usaha konsumen mengerti atau menginterpretasikan stimulus. Konsumen melakukan perceptual organization. Stimulus yang diterima konsumen berjumlah puluhan bahkan ratusan, stimulus cenderung untuk melakukan sebagai hal yang terpisah satu sama lain. Konsumen cenderung untuk melakukan pengelompokan stimulus, sehingga memandangnya sebagai satu kesatuan. Inilah yang disebut perpectual organization. Ada tiga prinsip perpectual organization, yaitu :
Ø  Gambaran Dan Latar Belakang.
            Gambaran adalah objek atau stimulus yang ditempatkan dalam suatu latar belakang. Objek yang kontraks dengan latar belakang akan lebih menarik perhatian konsumen.
Ø  Pengelompokan
            Tiga prinsip pengelompokan adlah kedekatan, kesamaan, dan kesinabungan. Kedekatan adalah suatu usaha untuk mengaitkan suatu stimulus/objek dengan suatu hal, karena dianggap keduanya memiliki hubungan yang erat.
Ø  Closure
Konsumen akan berusaha memahami suatu objek dalam arti yang utuh, walaupun ada bagian dari objek tersebut yang hilang atau tidak lengkap. Inilah prinsip closure.
·         Penerimaan
       Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman merupakan persepsi konsumen. Setelah konsumen melihat stimulus tersebut maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut. Inilah yang disebut dengan persepsi konsumen terhadap objek tersebut atau citra produk.
·         Retansi
       Retansi adalah proses memindahkan informasi kememori jangka panjang. Informasi yang disimpan adalah interpretasi konsumen terhadap stimulasi yang diterimanya. Selanjutnya, apa yang tersimpan di dalam memori konsumen akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus baru.  Memori terdiri atas tiga sistem penyimpanan, yaitu:
Ø  Memori sensori, adalah tempat penyimpanan informasi sementara.
Ø  Memori jangka pendek, tempat penyimpanan informasi untuk waktu yang terbatas dan memiliki kapasitas terbatas.
Ø  Memori jangka panjang, adalah tempat penyimpanan informasi dalam jangka waktu yang lama dan memiliki kapasitas yang tidak terbatas.
Ø  Rehearsal, adalah kegiatan mental konsumen untuk mengingat-ingat informasi yang diterimanya dan menghubungkannya dengan informasi lainnya yang sudah tersimpan di memorinya.
Ø  Encoding, adalah proses untuk menyeleksi sebuah kata atau gambar untuk menyatakan suatu persepsi terhadap subjek.
·         Mengingat Kembali (Retrieval)
       Setelah konsumen menyimpan informasi di dalam long-term-memory, maka suatu saat ia akan memanggil kembali atau mengingat informasi tersebut untuk dipakai sebagai petimbangan dalam mengambil keputusan. Proses ini dikenal sebagai retrieval.























PROSES BELAJAR
KONSUMEN

Arti Proses Belajar
            Dari perspektif pemasaran, proses belajar konsumen dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi yang akan dia terapkan pada perilaku terkait pada masa mendatang.
            Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman, pengetahuan dan pengalaman ini akan mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku yang relatif permanen.

Beberapa Hal Penting dari Belajar
            Pertama, belajar adalah suatu proses yang berkelanjutan. Konsumen tidak pernah berhenti belajar. Ia akan menerima informasi setiap saat dan dimanapun. Semua proses belajar itu tentu akan mempengaruhi apa yang akan diputuskan. Kedua, pengalaman memainkan peranan dalam proses belajar. Belajar tidak selalu terjadi karena disengaja, dimana belajar adalah proses mencari informasi yang secara sungguh-sungguh dan sengaja dilakukan oleh konsumen (intentional learning).

 Proses Belajar Konsumen

Pemasaran perlu memahami bagaimana konsumen belajar, karena pemasaran berkepentingan untuk mengajarkan konsumen agar konsumen dapat mengenali iklan produknya, mengingatnya , menyukai, dan membeli produk yang dipasarkannya. Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman, pengetahuan dan pengelamanan ini akan mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku yang relatif permanen. Proses belajar bisa terjadi karena adanya empat unsur yang mendorong proses belajar tersebut, yaitu motivasi (motivation), isyarat (cues), respons (response), dan pendorong atau penguatan (reinforcement).
·         Motivasi, yaitu daya dorong dalam diri konsumen yang muncul karena adanya kebutuhan,
·         Iisyarat, yaitu stimulus yang mengarahkan motivasi dan mempengaruhi cara konsumen bereaksi terhadap suatu motivasi,
·         Respons, yaitu reaksi konsumen terhadap isyarat, dan
·         Pendorong atau penguatan, yaitu sesuatu yang meningkatkan kecenderungan seorang konsumen untuk berperilaku pada masa yang akan datang karena adanya isyarat atau stimulus.
Berapa pakar mengklasifikasikan proses belajar ke dalam dua kategori: (1) proses belajar kognitif (cognitive approach),(2)Proses belajar perilaku (behaviorist approach).
Proses belajar kognitif adalah proses yang dicirikan oleh adanya perubahan pengetahuan, yang menekankan kepada proses mental konsumen untuk mempelajari informasi. Proses belajar kognitif membahas bagaimana informasi ditransfer dan disimpan di memori jangka panjang. Proses pelajar perilaku adalah proses belajar yang terjadi ketika konsumen bereaksi terhadap lingkungannya atau stimulus luar.
Proses belajar perilaku ( beha vioral learning) sebagai sebuah proses dimana pengalaman dengan lingkungan akan menyebabkan perubahan perilaku yang relatif permanen. Proses belajar perilaku adalah proses belajar yang terjadi karena respons konsumen terhadap suatu stimulus atau lingkungan konsumen. Perubahan perilaku tersebut adalah akibat pengalaman, bukan akibat perubahan fisik seorang konsumen (misalnya karena sakit, cacat, karena sakit, cacat, dan obat-obatan).
            Proses belajar perilaku berbagai menjadi (1) proses belajar classical conditioning, (2) proses belajar instrumental conditioning (operant conditioning), (3) proses belajar vicarious learning ( observational atau social learning).
Classical conditioning dan pemasaran
adalah suatu teori belajar yang mengutarakan bahwa mahluk hidup, baik manusia maupun binatang adalah mahluk pasif yang bisa diajarkan perilaku tertentu melalui pengulangan (repetition atau conditioning). Penjelasan lain mengatakan bahwa proses belajar classical conditioning terjadi pada diri seorang konsumen ketika ia bisa membuat asosiasi antara stimulus yang datang pada dirinya, dan bereaksi terhadap stimulus tersebut. Beberapa konsep penting dari classical conditioning adalah conditioned stimulus, unconditioned stimulus, conditioned response, unconditioned response. Ada tiga konsep utama yang diturunkan dari proses belajar classical conditioning, yaitu pengulangan (stimulus disrimination) yang diterapkan pada komunikasi pemasaran.

            Generalisasi Stimulus
adalah kemampuan seorang konsumen untuk bereaksi sama terhadap stimulus yang relatif beda, dan ia mengaitkan antarstimulus satu dengan yang lainnya, sehingga ia bisa membuat kesimpulan atau generalisasi terhadap stimulus tersebut. Beberapa konsep yang diturunkan dari generalisasi stimulus yang diterapkan dalam pemasaran adalah perluasan lini produk, merek keluarga, me-too product, similar name, licensing, dan generalizing usage situation.
            Diskriminasi Stimulus
adalah lawan kata dari generalisasi stimulus. Pada generalisasi stimulus, konsumen diharapkan bisa mengambil kesimpulan yang sama dari berbagai stimulus yang relatif berbeda. Pada diskriminasi stimulus, konsumen diharapkan bisa mengambil kesimpulan yang berbeda terhadap beberapa stimulus yang mirip satu dengan yang lainnya. Diskriminasi stimulus biasanya dipakai untuk melakukan positioning dan diferensiasi produk oleh pemimpin pasar atau produsen pada umumya.

Proses Belajar Instrumental (Operant conditioning)
 adalah proses belajar yang terjadi pada diri konsumen akibat konsumen menerima imbalan yang positif maupun negatif (rewards) karena mengkonsumsi suatu produk sebelumnya. Imbalan yang diterima konsumen karena dia mengkonsumsi produk tersebut akan mempengaruhi keputusan konsumen berikutnya apakah ia akan mengkonsumsi produk tersebut atau tidak.  Pada classical conditioning, proses belajar terjadi karena konsumen membuat asosiasi antar dua stimulus yang selalu dipasangkan bersama-sama.
Makna Instrumental/Operant conditioning adalah proses belajar yang terjadi karena adanya rewards yang diterima konsumen. Rewards inilah yang dipelajari oleh konsumen sehingga mempengaruhi perilaku berikutnya.
Perbedaan Classical dan Operant Conditioning
            Pada classical conditioning, proses belajar terjadi karena konsumen membuat asosiasi antar dua stimulus yang selalu dipasangkan bersama-sama. Operant conditioning adalah proses belajar yang terjadi karena adanya rewards yang diterma konsumen. Classical Conditioning sering dianggap akan menghasilkan respons yang dipaksakan (tidak suka rela= involuntarily) dan respons yang sederhana, sedangkan operant conditioning akan menghasilkan respons yang terkontrol. Artinya, konsumen yang menentukan atau memiliki kontrol terhadap perilakunya.
Beberapa Konsep Operant Conditioning
Operant conditioning memiliki empat konsep penting yang pertama ialah penguat (reinforcer), yaitu suatu rangsangan yang meningkatkan peluang seorang untuk mengulangi perilaku yang pernah dilakukannya. Reinforcer terdiri atas positive reinforcement dan negative reinforcement. Konsep yang ketiga adalah hukuman , dan keempat adalah kepunahan.

Bentuk Penguatan
            Dua bentuk penguatan, yaitu product reinforcement dan nonproduct reinforcement. Keduanya disebut sebagai reinforcement from product consumption.
Product reinformcement adalah produk yang dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen, produk tersebut dengan sendirinya akan memberikan penguatan kepada konsumen apakan ia akan membeli ulang produk tersebut atau menghentikannya. Produk bisa memberikan penguatan positif atau negatif. Kapan sebaiknya penguatan diberikan kepada konsumen agar ia efektif memberikan keputusan pembelian? Ada beberapa cara bagaimana penguatan diberikan kepada konsumen, yaitu fixed-interval reinforcement, variabel-interval reinforcement, fixed-ratio reinforcement (schedule), variable-ratio rinforcement (schedule).

Observational learning (Vicarious Learning)
 adalah proses belajar yang dilakukan konsumen ketikan ia mengamati tindakan dan perilaku dari orang lain dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Konsumen meniru perilaku dari perilaku orang lain tersebut, sehingga dikenal sebagai modeling. Konsumen mempelajari perilaku dengan mengamati perilaku orang lain dan dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Para pemasar, terutama pembuat iklan sangat menyadari pentingnya model

Observational Learning dan strategi pemasaran
Observational Learning dalam membuat pesan produk. Mereka banyak menggunakan selebriti dan artis sebagai bintang iklan, dengan harapan mereka akan menjadi model bagi konsumen yang akan mempengarui konsumen tersebut. Peter dan Olson (2010) menyebutkan tiga penggunaan vicarious learning dalam strategi pemasaran, yaitu sebagai berikut :
-          Mengembangkan Respons baru
-          Mencegah Respons yang Tidak Dikehendaki
-          Memfasilitasi Respons
PENGETAHUAN
KONSUMEN

Jenis Pengetahuan
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Menurut Mowen dan Minor (1998), pengetahuan konsumen merupakan sejumlah pengalaman yang telah dialami dan informasi tentang suatu produk atau jasa yang dimiliki seseorang. Pengetahuan produk terbagi menjadi tiga jenis menurut ahli yang membaginya. Menurut ahli psikologi kognitif, pengetahuan konsumen dibedakan menjadi pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedur. Menurut Mowen dan Minor, pengetahuan konsumen dibedakan menjadi pengetahuan obyektif, pengetahuan subyektif, dan pengetahuan informasi lain. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard, pengetahuan konsumen dibedakan menjadi pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian.

Tingkat Pengetahuan Produk
Menurut Peter dan Olson (1999), pengetahuan produk dibedakan menjadi:
·         pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk, berupa warna, model, tahun, dan lain-lain. Ada dua macam atribut, yaitu atribut fisik yang menggambarkan ciri-ciri suatu produk dan atribut abstrak yang menggambarkan karakteristik produk berdasarkan persepsi konsumen.
·         Pengetahuan Tentang Manfaat Produk.
·         pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen.
Tingkat pengetahuan produk sendiri dibedakan menjadi kelas produk, bentuk produk, merek produk, dan model atau fitur.Pengetahuan konsumen terbagi dalam 3 macam:
1.      Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Jenis Pengetahuan Produk:
·         Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk
Atribut suatu produk dibedakan menjadi atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk, misalnya ukuran. Atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen.
·         Pengetahuan tentang manfaat produk
Pengetahuan tentang manfaat produk, pengetahuan tentang manfaat produk penting bagi konsumen karena pengetahuan ini akan mempengaruhi keputusan pembeliannya sehingga pemasar perlu menyampaikan informasi mengenai apa manfaat produk bagi konsumen.

Dua Jenis Manfaat
            Konsumen akan merasakan 2 jenis manfaat setelah mengkonsumsi produk yaitu manfaat fungsional (functional consequences) dan manfaat psikososial (psyhosocial consequences). Manfaat fungsional adalah manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis. Manfaat psikososial adalah aspek psikologis (perasaan, emosi dan mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana pandangan oranglain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.

Manfaat Positif dan Negatif
            Konsumen merasakan bukan hanya manfaat positif seperti telah dijelaskan diatas, konsumen juga akan merasakan manfaat negatif sebagai konsekuensi dari mengkonsumsi atau menghindari produk-produk tertentu. Perlu diketaui, bahwa tidak mengkonsumsi suatu produk juga merupakan gambaran dari prilaku konsumen.

Segmentasi Manfaat
            Manfaat suatu produk dapat dijadikan dasar untuk melakukan segmentasi pasar, disebut juga sebagai benefit segmentation.
Persepsi Risiko
            Manfaat negatif yang dirasakan oleh konsumen disebut juga sebagai resiko yang akan didapat oleh konsumen akibat mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu produk. Konsumen seringkali merasakan manfaat negatif tersebut berdasarkan kepada persepsinya mengenai manfaat tersebut. Inilah yang disebut sebagai persepsi risiko (perceived risk).
            Persepsi resiko ini akan mempengaruhi jumlah informasi yang dicari konsumen. Semakin besar persepsi resiko, semakin banyak informasi yang dicari konsumen sebelum melakukan pembelian suatu produk. Persepsi resiko dibagi kedalam 7 macam :
1.      Risiko fungsi (functional risk) atau (performance risk)yaitu risiko karena produk tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
2.      Risiko keuangan (financial risk) atau (monetary risk) yaitu kesulitan keuangan yang dihadapi konsumen setelah dia membeli produk atau jasa.
3.      Risiko fisik (physical risk) yaitu dampak negatif yang dirasakan konsumen karena menggunakan suatu produk.
4.      Risiko psikologis (psyhological risk) yaitu perasaan, emosi atau ego yang akan dirasakan konsumen karena mengkonsumsi , membeli atau menggunakan suatu produk.
5.      Risiko sosial (social risk) adalah persepsi konsumen mengenaipendapat terhadap dirinya dari orang-orang disekelilingnya.
6.      Risiko waktu (time risk) adalah waktu yang sia-sia yang akan dihabiskan konsumen karena mengkonsumsi atau membeli suatu produk atau jasa.
7.      Risiko hilangnya kesempatan (opportunity loss) adalah kehilangan kesempatan untuk melakukan hal lain karena konsumen menggunakan, membeli atau mengkonsumsi suatu produk dan jasa.

Pengetahuan pembelian
Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.
Peter dan Olson (1999) menguraikan perilaku membeli pada pembahasan bab Decision Making dan Bab Analyzing ConsumerBehaviors yakni
-          Store Contact Meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
-          Product Contact Konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan membawanya ke kasir.
-           Transaction Konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.
Teknologi memiliki peranan dalam transaksi. Kemajuan teknologi digital, komputer, dan informasi memberikan variasi pola belanja konsumen dan meninggalkan pola belanja tradisional. Teknologi informasi dan ATM menyebabkan kemudahan dalam melakukan transaksi, yakni belanja tidak harus secara tunai.

Pengetahuan pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.
Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.























SIKAP KONSUMEN
            Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior). Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak., dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya. Kepercayaan, sikap, dan perilaku adalah karakteristik dari suatu produk.
            Beberapa karakteristik sikap adalah (1) sikap memiliki objek, (2) konsistensi sikap, (3) sikap bisa positif, negatif, dan netral, (4) sikap bisa dibedakan berdasarkan intensitasnya, (5) resistensi sikap, (6) persistensi sikap, (7) keyakinan sikap, dan (8) sikap dan situasi. Beberapa fungsi sikap yang dipakai dalam strategi pemasaran adalah fungsi utilitarian, fungsi sikap yang dipakai dalam strategi pemasaran adalah fungsi utilitarian, fungsi mempertahankan ego, fungsi ekspresi nilai, fungsi pengetahuan, kombinasi beberapa fungsi, mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau pristiwa, memcahkan konflik dua sikap yang berlawanan, mengubah evaluasi relatif terhadap atribut, mengubah kepercayaan merek, menambahkan sebuah atribut kepada produk.
            Menurut Tricompenent Attitude Model, sikap terdiri atas tiga komponen: kognitif, efektif, dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek-sikap dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan, yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif ini sering juga disebut sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen.
            Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah Model Multiatribut Sikap dari Fishbein, yang terdiri atas tiga model : The Attitude-Toward-Object Model, The Attitude-Toward-Behavior Model, dan the Theory-of-Reasoned-Action Model. Model Sikap Multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut dengan multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.
            Model ‘The Attitude-Toward-Object Model’ digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk atau berbagai merek produk. Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Model multiatribut menekankan adanya salience of attributes. salience artibya tingkatan kepentingan yang diberikan konsumen kepada seluruh atribut. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek sebuah produk ditentukan oleh dua hal, yaitu (1) kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek dan (2) evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut.
            Model sikap lainnya yang sering digunakan untuk mengevaluasi sikap konsumen terhadap suatu produk adalah Model Sikap Angka Ideal . Model tersebut mengemukakan bahwa model angka ideal ini akan memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasakan konsumen. Perbedaan utama model Fishbein dan ideal adalah terletak pada pengukuran sikap ideal menurut konsumen. Pada prinsipnya, model angka ideal ini memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan (yang sesungguhnya) oleh konsumen dan apa yang di inginkan (yang ideal ) oleh konsumen. Model ini mengukur gap antara apa yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen.














BUDAYA
Arti Budaya
Konsumen adalah makluk sosial,yaitu makluk yang hidup bersamaan dengan orang lain. Maka dari itu konsumen dapat saling berkomunikasi atau berinteraksi satun sama lain,saling mempengaruhi dalam membentuk prilaku,kebiasaan,sikap,kepercayaan dan nilai-nilai yang dianggap penting,Salah satu unsur lingkungan sosial adalah budaya (culture).
Budaya adalah segala nilai,pemikiran,dan simbol yang mempengaruhi prilaku,sikap,kepercayaan,dan kebiasaan seseorang dan masyarakat.Budaya bukan hanya bersifat abstrak seperti nilai dan kepercayaan,budaya bisa bersifat objek material.Rumah,kendaraan,peralatan elektronik, dan pakaian adalah contoh-contoh produk yang bisa dianggap sebagai budaya suatu masyarakat.

Sikap dan Prilaku yang Dipengaruhi oleh Budaya
Engel,Blacwell,dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan prilaku yang sangat dipengaruhi oleh budaya yaitu sebagai berikut:
·         Kesadaran diri dan ruang (sanse of self and space)
·         Komunikasi dan Bahasa
·         Pakaian dan Penampilan
·         Makanan dan Kebiasaan makan
·         Waktu dan Kesadaran akan waktu
·         Hubungan keluarga,Organisasi,dan lembaga pemerintah
·         Nilai dan Norma
·         Kepercayaan dan Sikap
·         Proses mental dan Belajar
·         Kebiasaan kerja

Unsur-Unsur Budaya
·         Nilai (Value), adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat.Nilai bisa berarti sebuah kepercayaan tentang suatu hal.

·         Norma(Norms), adalah aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk,tindakan yang boleh dan tidak boleh.Norma terbagi dua macam yaitu yang pertama adalah Norma (enacted norms) yang disepakati  berdasarkan aturan pemerintah dan ketatanegaraan,biasanya berbentuk peraturan,dan undang-undang,dan norama ini harus dipatuhi oleh masyarakat apabila melanggarnya maka mendapatkan sangsi. Yang kedua adalah Norma(cresiwe norms) yaitu norna yang ada didalam budaya dan bisa dipahami,dihayati jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama.

·         Kebiasaan, adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara budaya.
·         Larangan(mores),adalah berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral,biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam suatu masyarakat.
·         Konvensi(Conventions), mengambarkan norma dalam kehidupan seseorang sehari-hari yaitu prilaku rutin yang dilakukan oleh konsumen.
·         Mitos, adalah unsur penting dari budaya lain.Mitos mengambarkan sebuah crita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi suatu masyarakat. Simbol
Simbol adalah segala sesuatu (benda,nama,warna,dan konsep)yang memiliki arti penting lainya(makna budaya yang diinginkan ).Bendera warna kuning menandakan adanya yang meninggal,warna merah adalah tanda keberanian.Dan para produsen sering mengunakan simbol binatang sebagai ciri dari merek produknya sebagi simbol yang memberikan makna tertentu.Karna binatang tersebut merupakan simbol kekuatan yang akan melekat pada merek tersebut.Misalnya kijang  untuk merek mobil minibus ,karna kijang adalah binatang yang dipercayai sebagai binatang yang tangguh dan bisa berlari kencang.

Pengaruh Budaya terhadap Prilaku Konsumen
Produk dan jasa  memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya,karena produk mampu membawa pesan makna budaya.Makna budaya adalah nilai-nilai,norma-norma,dan kepercayaan yang dikomunikasikan secara simbolik.Makna budaya akan dipindahkan keproduk dan jasa,dan produk kemudian dipindahkan kekonsumen.
Makna budaya atau makna simbolik yang telah melekat kepada produk akan dipindhkan kepada konsumen dalam bentuk pemilika produk (possession ritual) pertukaran(exchange ritual) pemakaian (grooming ritual) dan pembuangan(divestment ritual).Dan menurut mowen dan Minor (1998) ritual adalah tindakan simbolik yang dilakukan konsumen untuk menciftakan,menguatan,menghilangkan,atau merevisi makna budaya tertentu.

Budaya Populer
Masyarakat modern yang hidup dihampir smua negara memiliki kesamaan budaya,yaitu budaya populer.Menurut Mowen dan Minor(1998) mengartikan budaya populer sebagai budaya masyarakat banyak.Budaya populer mudah dipahami oleh sebagian besar anggota masyarakat ,mereka tidak memerlukan pengetahuan khusus untuk memahami budaya populer tersebut.Beberapa jenis budaya populer yaitu, iklan, televisi, musik, radio, pakaian dan aksesoris, permainan, film,  dan komputer .

Budaya dan Strategi Pemasaran
Pemahaman tentang budaya suatu masyarakat dan bangsa akan memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
Beberapa orang yang memiliki insting bisnis atau kewirausahaan memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat produk-produk obat tradisional atau dikenal sebagai jamu.
Jamu adalah obat tradisional masyarakat indonesia,khususnya jawa,yang telah dikonsumsi selama puluhan abad.
Dengan adanya pengusaha yang membuat jamu,maka kamu diproduksi secara massal dan diperjualbelikan.Salah satu pelopor pembuat jamu adalah nyonya meener dengan produk jamunya yang bermerek nyonya meener.










DEMOGRAFI,SOSIAL,
DAN EKONOMI KONSUMEN

Demografi dan Subbdaya Konsumen
Budaya juga dicerminkan oleh berbagai produk yang dihasilkan oleh suatu masyarakat.Budaya yang ada didalam suatu masyarakat bisa dibagi kedalam beberapa bagian yang lebih kecil,inilah yang disebut dengan subudaya,subbudaya bisa tumbuh dri adanya kelompok-kelompok didalam suatu masyarakat.Suatu budaya akan terdiri atas beberapa kelompok kecil lainnya.Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan kepada perbedaan karateristik sosial,ekonomi,dan demografi konsumen.

Usia
     Memahami usia konsumen adalah penting,karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda.
Pemasar perlu memahami atau mengethui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya.

Pendidikan dan Pekerjaan
     Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karateristik konsumen yang saling berhubungan.Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya,cara berfikir,cara pandang,bahkan persepsinya terhadap suatu masalah.Dari sisi pemasarann,semua konsumen dengan tingkt pendidikan yang berbeda  adalah konsumen potensial bagi semua produk.

Lokasi Geografik
Orang yang tinggal didesa akan memiliki akses terbatas kepada berbagai produk dan jasa.maka orang desa harus meninggalkan desa nya agar bisa mengikuti pendidikan tinggi  kekota lain bahkan kepropinsi lain.Sebaliknya yang dikota kota besar lebih mudah memperoleh semua barang dan jasa yang dibutuhkannya.Dan para pemasar harus memahami dimana konsumen tinggal,agar ia bisa memfokuskan kemana produknya akan dijual.


Karateristik Ekonomi Konsumen
Pendapatan
       Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya.Pendapatan adalah sumber daya material yang sangat penting bagi konsumen karena dengan pendapatan itulah konsumen bisa membiayai kegiatan konsumsinya.
Kelas sosial konsumen
       adalah bentuk lain dari pengelompokan masyarakat kedalam kelas kelompok yang berbeda.Kelas sosial akan mempengaruhi jenis produk,jenis jasa,dan merek yang dikonsumsi konsumen. Kelas sosial adalah  pembagian masyarakat kedalam kelas-kelas yang berbeda atau suara yang berbeda.
-          Faktor-faktor yang menentukan kelas sosial
Engel,blacwell,dan miniard(1995) mengemukakan pendapat gilbert  yang menyebut bahwa ada sembilan variabel yang menentukan ststus atau kelas sosial seseorang,kesembilan variabel tersebut adalah 3 kategori berikut:
a.       Variabel Ekonomi
-status pekerjaan
-pendapatan
-harta benda
b.      Variabel interaksi
-Prestis individu
-asosiasi
-sosialisasi
c.       Variabel Politik
- kekuasaan
-Kesadaran kelas
- mobilitas






KELUARGA DAN
RUMAH TANGGA

Keluarga dan Studi Prilaku Konsumen
Keluarga menjadi daya tarik bagi para pemasar, karena keluarga memiliki pengaruh yang besar kepada konsumen. Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian prok dan jasa. Keluarga adalah lingkungan mikro yang menarik untuk di pelajari dalam kaitannya dengan pembelian produk dan jasa. Analisis prilaku konsumen belumlah sempurna jika studi keluarga belum dilakukan. Ada dua alasan utama mengapa mempelajari keluarga adalah penting dari segi perspektif prilaku konsumen.
            Pertama, berbagai macam produk dan jasa dibeli oleh beberapa konsumen yang mengatasnamakan sebuah keluarga. Beberapa macam produk di beli oleh sebuah keluarga yang dipakai secara bersama-sama oleh semua anggota keluarga.
            Kedua produk dan jasa yang digunakan oleh keluarga sering kali dibeli oleh seorang anggota (individu), namun pengambilan keputusan pembelian suatu produk atau jasa tersebut dipengaruhi oleh anggota keluarga lain atau diputuskan oleh beberapa anggota keluarga atau diputuskan bersama oleh semua anggota semua keluarga.
            Studi keluarga dalam pengambilan keputusan, relatif lebih sedikit dibandingkan dengan studi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang konsumen. 

Arti Keluarga dan Rumah Tangga
Keluarga memiliki arti hubungan antara anggotanya sedangkan rumah tangga menggambarkan pengelolaan suatu tempat tinggal oleh sekelompok orang yang terikat oleh keluarga. Berdasarkan keterkaitan antara keluarga dan rumah tangga, maka rumah tangga terdiri atas dua macam seperti yang di uraikan berikut ini.
1.      Rumah tangga keluarga dan bukan keluarga,rumah tangga keluarga adalah sebuah rumah tangga yang anggotanya terikat oleh hubungan perkawinan, darah atau adopsi.
2.      Rumah tangga bukan keluarga adalah sebuah rumah tangga yang anggota-anggotanya tidak terikat oleh hubungan perkawinan, darah atau adopsi.



Jumlah Rumah Tangga
Jumlah rumah tangga di Indonesia adalah sebesar  48,6 juta yang terdiri atas 87% rumah tangga pria dan 13% rumah tangga wanita.
            Dari sisi pemasaran, kedua jenis rumah tangga tersebut memiliki arti penting karena mereka bisa digunakan sebagai dasar untuk menentukan segmentasi pasar. Berdasarkan perspektif pemasaran, maka rumah tangga lebih memiliki arti lebih penting dibandingkan dengan keluarga, karena rumah tangga akan menggambarkan suatu unit konsumen yang membutuhkan berbagai produk dan jasa. 

Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga atau rumah tangga akan menentukan jumlah dan pola konsumsi suatu barang dan jasa. Para pemasar perlu mengetahui bukan saja jumlah rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, karena jumlah anggota rumah tangga secara keseluruhan akan menggambarkan jumlah penduduk dan sekaligus perbedaan gaya hidup dan pola konsumsi dan rumah tangga. \

Peranan Anggota Keluarga dalam Pengambilan Keputusan Pembelian
Seseorang anggota keluarga mungkin memiliki lebih dari satu peran. Berikut di uraikan beberapa peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan.
1.      Inisiator (initiator)
Seorang anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk.
2.      Pemberi pengaruh (influencer)
Seorang anggota keluarga yang selalu diminta pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan di beli dan i konsumsi.
3.      Penyaring informasi ( gate keeper)
Seorang anggota keluarga yang menyaring semua informasi yang masuk kedalam keluarga tersebut.
4.      Pengambilan keputusan (decider)
Seorang anggota keluarga yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah membeli suatu produk atau suatu merek.


5.      Pembeli (buyer)
Seorang anggota keluarga yang membeli suatu produk atau yang di beri tugas untuk melakukan pembelian produk.
6.      Pengguna ( user)
Seorang anggota keluarga yang menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Para pemasar perlu memahami bgaimana peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan suatu produk.  

Peranan suami dan Istri dalam Pengambilan Keputusan Keluarga
Para peneliti konsumen sangat tertarik untuk mempelajari bagaimana keluarga mengambil keputusan terutama peran yang di mainkan oleh suami dan istri dalam pengambilan keputusan.
             Beberapa stusi mengidentifikasi model pengambilan keputusan produk oleh sebuah keluarga.
1.      Istri dominan dalam pengambilan keputusan
2.      Suami dominan dalam pengambilan keputusan
3.      Keputusan autonomi
4.      Keputusan bersama

Siklus Hidup Keluarga
Siklus hidup keluarga menggambarkan tahap-tahap yang dijalani oleh sebuah keluarga dengan semakin meningkatnya usia anggota keluarga. Siklus hidup keluarga di mulai dengan masa lajang, menikah, memiliki anak, membesarkan anak. Memahami siklus hidup keluarga juga membaea implikasi penting bagi strategi pemasaran produk dan jasa. Setiap tahap keluarga akan menggambarkan kebutuhan yang berbeda, sehingga keluarga pun  akan membutuhkan produk dan jasa yang berbeda.

Wanita Sebagai Konsumen 
Berdasqarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2000, jumlah penduduk adalah 203.456.005 orang , 49,96% atau sebanyak 101.641.570 orang laki-laki, dan sisanya 50,04% atau 101.814.435 orang wanita. Peningkatan daya beli oleh wanita akan menyebabkan meningkatnya pembelian produk dan jasa yang dibutuhkan wanita. Wanita adalah konsumen yang potensial yang membeli begitu banyak barang dan jasa.
Sosialisasi Anak sebagai Konsumen
Keluarga merupakan keluarga yang paling dekat dengan semua anggota keluarga. Keluarga memiliki fungsi utama untuk mengembangkan kualitas sumberdaya manusia bagi semua anggotanya terutama anak-anak.
            Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera telah memberikan landasan bahwa keluarga harus mampu menjalankan delapan fungsi berikut.
1.      Fungsi keagamaan
2.      Fungsi sosial budaya
3.      Fungsi cinta kasih
4.      Fungsi melindungi
5.      Fungsi sosialisasi dan pendidikan
6.      Fungsi reproduksi
7.      Fungsi ekonomi
8.      Fungsi pembinaan.
Memahami bagaimana proses sosialisasi anak sebagai konsumen adalah sangat penting bagi pemasar. Jika pemasar mengetahui fsktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses sosialisasi tersebut, maka pemasar bisa merancang strategi pemasar yang bisa mempengaruhi faktor-faktor tersebut.

Kriteria Kemiskinan Rumah Tangga
Kemampuan keluarga sebagai konsumen berkaitan dengan ekonomi rumah tangga. Di Indonesia, terdapat dua lembaga pemerintah yaitu badan kependudukan dan keluarga berencana dan badan pusat statistik yang menentukan batas kemiskinansebuah rumah tangga atau keluarga
           






LINGKUNGAN DAN
SITUASI KONSUMEN

            Lingkungan konsumen terbagi ke dalam dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya antara banyak orang. Lingkungan sosial adalah orang-orang lain yang berada disekeliling konsumen dan termasuk perilaku dari orang tersebut.
            Berdasarkan kedekatannya dengan konsumen, lingkungan konsumen bisa terbagi ke dalam lingkunga mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang sangat dekat dengan konsumen, yang berinterksi langsung dengan konsumen. Lingkungan mikro akan mempengaruhi perilaku, sikap, dan kognitif konsumen tersebut secara langsung. Lingkungan mikro sosial bersifat interaksi langsung antara konsumen dengan konsumen, konsumen dengan penjual, toko dengan teman,kerabat, dan orang lain.
            Lingkungan makro adalah lingkungan jauh dari konsumen. Lingkungan makro sosial bersifat umum dan berskala luas. Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen, termasuk di dalamnya adalah beragam produk, toko, maupun lokasi toko danproduk di dalam toko. Lingkungan fisik bisa menempati ruang atau tidak menempati ruang. Lingkungan fisik yang menempati ruang meliputi semua objek yang berbentuk fisik: produk, merek, toko, pusat perbelanjaan, negara, dan letek geografis. Lingkungan disik yang tidak menempati ruang adalah semua objek yang tidak bersifat fisik, seperti waktu, cuaca, kelembaban, dan tingkat kebisingan.

Situasi Konsumen
            Situasi didefenisikan oleh seorang konsumen yang berperilaku di sebuah lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu. Engel, Blackwell, dan Miniard (1995,hal.794) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek.Situasi konsumen terdiri atas tiga faktor: (1) tempat dan waktu dimana perilaku terjadi, (2) penjelasan mengapa perilaku tersebut terjadi, dan (3) pengaruh terhadap perilaku konsumen. Situasi konsumen terdiri atas macam tiga macam, yaitu :
1.      Situasi Komunikasi, adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
2.      Situasi pembelian, adalah lingkungan atau suasana yang dialami / dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pemberlian akan mempengaruhi pempelian. Lingkungan fisik dari sebuah toko eceran bisa berbentuk (a) lingkungan informasi dan (b) lingkungan toko. Bebrapa karakteristik lingkungan toko yang perlu diperhatikan adalah (1) lokasi toko, layout, (3) musik, (4) display, (5) kesesakan.Lingkungan sosial toko adalah interaksi konsumen dengan konsumen lainnya, dan interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga penjualan. Waktu adalah faktor situasi penting lainnya yang mempengaruhi pembeli di toko. Waktu mempengaruhi produk yang dibeli konsumen. Pengaruh waktu terhadap keputusan pembelian adalah waktu sebagai sebuah variabel situasi dan waktu sebagai sebuah produk.
3.      Situasi Pemakaian, situasi konsumen ketiga adalah situasi pemakian atau situasi konsumsi, yitu situasi atau suasana krtika konsumsi terjadi.
4.      Situasi pemakaian dan strategi pemasaran, para produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produk-produknya. Produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu.





Popular Posts